The Story Of My Life

Ya sebelumnya saya akan mengenalkan diri terlebih dahulu namaku Gigih Prakoso lahir di Bogor 17 Desember 1996 kecil di Jakarta besar dibesarkan Jombang, cerita ini dimulai waktu aku kecil ketika itu aku masih duduk di bangku tk.
www.caragigih.id

<> Lahirnya Cita-Cita Pertama

Aku seorang anak yang  sangat senang sekali bermain bola aku sering diajak teman-teman untuk bermain sepakbola di samping rumah.

Hampir setiap sore teman-temanku selalu bermain bola disana ada banyak sekali anak-anak seumuranku tapi yg paling menonjol dan sering mengajak bermain dia adalah anak yg lebih tua dari umur kami dia sering ku panggil cak, tentu karna dia lebih tua dariku dan teman-temanku yang lain, saat kami bermain bola teman-temanku sering atau selalu ada saja kata-kata yang keluar dari mulut mereka.

Di antaranya ada yg berteriak sebelum menedang bola dengan mengucap nama pemain top dunia atau tokoh kartun pemain sepakbola.

temanku yang bernama Koko, cak Wawan, cak bas, Haki, Ari, Juna, Noval ada yang berteriak-teriak. Contohnya, ini tendangan Tsubasa lalu tendangan David Bekam tendangan Stipen Gerrad sampai yaitu pemain yg sering diucapkan namanya, adalah tendangan Cristiano Ronaldo. Nama-nama pemain sepakbola itulah yang menjadi bahan canda kami bermain bola untuk tertawa bersama.

Mulai disinilah aku termotivasi mencari siapakah mereka itu, orang yang namanya sering kami sebutkan tapi tidak tau apa dan siapa mereka sebenarnya. Akupun mencari tau satu persatu di televisi sampai aku melihat Cristiano Ronaldo, karena banyak sekali berita-berita di televisi yang bertemakan dia, sampai akhirnya akupun tak henti-henti melihatnya ditelevisi rasanya benar dia berbeda memang dia pemain yg hebat bagiku.

Dari situlah aku mengerti dan tau siapa sesungguhnya Ronaldo yaitu pemain bola terbaik dunia, ya aku akan mengidolakanya aku ingin menjadi sepertinya pemain yang hebat juga terkenal ditelevisi. Akhirnya aku tau keinginkan tersebut adalah hal yang bernama cita-cita. Itulah cita-cita pertamaku.

•    Waktu yang Mulai Terbagi

Sejak usia bertambah kehidupan yang aku jalani pun sudah mulai tak seperti apa yang dulu dan teman-temanku lakukan. Kita menjadi jarang sekali bertemu dan bermain bola seperti dulu lagi berteriak, tertawa, canda, riang.

Tak terasa pula akupun sudah menginjak sekolah smp,
aku mencari cara apa yg harus aku lakukan agar aku bisa bermain bola dan mengejar cita-citaku. Akhirnya ada salah satu teman Smpku yang lalu menawari untuk berlatih sepakbola di ssb yang ia ikuti di daerah tempat tinggalnya.

Akupun lalu mengiyakan, sampai mulailah latihan di minggu pertamaku sebagai anak baru hari itu di SSB Kijang Kencana, senang sekali saat menginjak rumput dan berlari lari bermain bola diatasnya, rasanya sangat beda saat itu ada sesuatu yg membuatku menghayal menuju cita-cita, menjadikan lebih dekat akan kenyataan impian tersebut sungguh atmosfir dan adrenalin yang tak terlupakan.

Sepakbola berubah menjadi sesuatu hal baru di tingkat yg berbeda dari saat bermain bola di jalan haha, tapi tetap saja sepakbola adalah hal yang sama bagiku tak tentu apakah kau berada dilapangan, atau dimana ia akan tetap menjadi sepakbola yang aku sukai.

Hari demi hari bersama spakbolapun berlanjut sampai kegiatan sehari-hari bertambah orangtuaku mulai sering mengajakku untuk melakukan kegitan sehari harinya, dengan membantunya dalam perkerjaan atau yang kegiatan yang lainya.

Selalu itu membuatku kehilangan waktu untuk sepakbola selain dari orang tua ada pula kegiatan sekolah seperti, les, bimbel, atau tugas-tugas kelompok yang selalu saja berbenturan disaat ingin berlatih sepakbola.

Akhirnya waktu mulai terbagi disisi mana aku harus membantu orang tua dan kegiatan sekolah yg sudah mulai padat, waktu itu bermain sepakbola sudah mulai terganggu dan aku sampingkan, demi hal-hal yang harus dikerjakan di atas.

•    Rasa Untuk Membantu Sesama

Aku sudah kesuliatan untuk membagi waktu yang ini itu atau apa yang seharusnya dilakukan. sampai musibah datang ayah saya terjatuh dan meninggal saat beliau sedang memperbaiki atap tempat berwudhu di musolah. Hari hari mulai kelam dimana waktu itu cita-cita dan kewajiban mulai membayangiku membuat pikiran ini terasa berat.

Pikiran itu memaksaku untuk memilih apa hal yang harus di lakukan kedepanya, dan apa hal yang harus dilupakan nantinya aku memilih meninggalkan cita-citaku sebagai pemain sepakbola berhenti bermain sepakbola. dimana alasan keluarga sangat membutuhkanku untuk bekerja membantu perekonomian keluarga, mungkin ini adalah jalan yang aku pilih.

Kerja yang ku jalani pekerjaan serabutan apapun aku jalani siapa yang membutukan buruh dan tempat mana yang mau menerimaku sesambil aku bisa sekolah, disisi saat berkerja serabutan inilah aku mulai merasakan bahwa tak enak sekalih menjadi buruh itu uang yang aku dapatkan tak cukup untuk keluarga nanti juga menguras tenaga terasa beban yang berat, aku mulai melihat teman-teman di dekatku. salah satu dari mereka juga mengalami nasib yang sama, tidak ingin rasanya melihat teman dekatku kesulitan.

Karna ada beberapa pula yang menjadi yatim sepertiku terutama sahabat dekatku, mereka kebanyakan memutuskan bekerja sebagai buruh pabrik atau buruh-buruh lainya. apakah suatu saat mereka akan mengalami masa di mana mereka lelah bekerja sebagai buruh apa terus-terusan bisa menjadi buruh.

Aku hanya membayangkan apa gaji buruh itu cukup nantinya dan apa seterusnya mereka kuat menjadi buruh saja pasti akan ada masa tua yang datang. Sedikit apa-apa yang aku bayangkan nantinya.

Tapi ada hal yang tercetus dan memanggil di hati ini, apa tidak sebaiknya jadilah pengusaha agar kelak bisa mandiri dan berkecukupan. rasa ingin mencari ilmu yang bisa membantu dan berguna inipun muncul, setelah lulus smk aku berfikir aku harus mencari hal apa yang aku bisa lakukan ini.

Datanglah guruku SMK menawari kuliah satu tahun di Kampus Kemandirian gratis yang ada saat itu, aku terus memikirkan apakah hal yang harus aku pilih? kuliah meninggalkan keluarga juga yang lainya atau bagaaimana? dengan segenap hati tidak kuat dan sedih akupun memutuskan untuk mendaftar kuliah selama satu tahun Kampus Kemandirian tersebut. Dengan aku yakini dan niatkan untuk menjadi orang yang berguna untuk yang lain kelak jika  pembelajaran telah selesai.

Ya sekolah berbasis bisnis atau entrepreneur yang dimiliki oleh yayasan yatimmandiri di kota Surabaya, tapi sewktu pendaftaran dan tes bisa dilalkukan di kantor cabang yang berada di kota Jombang. Dan jika demikian aku ditrima maka aku harus pergi ke Surabaya, dengan di irringi doa restu ibu akupun menguatkan hati ini.

•    Pilihan yang Dijalani

Seusai mengikuti tes dan melihat hasil pengumuman ternyata namaku berada di font kelulusan, kini aku ditrima di yayasan tersebut dan ke esokanya menuju pusat yayasan kota Surabaya, sesampai disana aku bertemu banyak sekali teman-teman baru yang baik dan saling mempunyai cita-cita yang tinggi bahagia rasanya bisa betemu dengan seseorang seperti mereka.

Selesai beberapa minggu mengikuti mos di kampus Surabaya, aku dan teman-teman satu jurusan yg sama denganku lalu di pindah di yayasan cabang yang berada di kota Sragen Jawa Tengah.

Mulailah pengalaman baru mempelajari agro bisnis pertama di hidupku, saat di yayasan dikit demi sedikit minsed kami dirubah. ,Motivasi demi motivasi dari guru selalu terdengar ditelinga kami, membuat rasa tak akan mustahil untuk menjadi orang sukses kelak.

Denngan menemukan apakah bisnis itu? apa tujuan kamu berbisnis? dan apa hubunganya semuah ini dengan tuhan yang menciptakan kita? Itulah Menurutku. Jadi tak akan ada hal yang sia-sia yang kita lakukan di hidup ini jika ia tuhan kita menghendaki jadi, maka jadilah .

Satu tahun berlalu aku rasa hal yang aku butuhkan, dan dasar-dasar menjadi seorang pengusaha tak sedikit sudah kudapatkan. Walaupun mengganjal sedikit rasa takut akan gagal tapi menurutku itu tidak masalah, itu hal yang wajar.

Diakhir akan pendidikan yang aku tunggu-tunggu, akan dimana masa saat pulang dan usaha di rumah akhirnya bisa aku mulai, ternyata harus aku tahan dahulu sebab yayasan punya rencana dan menunjuk diriku menjadi mentor di yayasan cabang sragen.

Diceritakan dahulu sebelumya aku menjadi mentor aku harus disekolahkan terlebih dahulu di Pesantren Sintesa Bisnis Marketing, agar mendapatkan ilmu bisnis marketing yang nantinya bisa diterapkan dan di pelajari di yayasan untuk menjadi mentor disana dan tularkan ilmunya kepada peserta didik angkatan selanjutnya nanti.

Pikiranku mulai tergoyahkan lagi motivasi demi motivasi yang lama terkumpul tadinya runtuh aku merasa berat sekali hati ini, membuatku harus memilih lagi jawaban apa yang harus aku ambil.

Aku pun bercerita ke ibuku, dia mengiyakan apa yang yayasan tunjuk padaku, tapi aku tak yakin dan tega pada apa yang ibuku katakana tadinya, aku merasa sedih dan tak ada apa hal yang berguna yang bisa aku lakukan lagi jika aku harus meningalkan kewajiban mencari nafkah.

•    Jalan Sekarang

Akhirnya aku mendaftar di web pendaftaran Sintesa dan menunggu berselangnya waktu waktu pengumuman tiba, akhirnya hari pengumuman yang lulus tiba, segera aku membaca pengumuman yang keluar di fb Sintesa namaku ternyata tidak ada aku tidak terdaftar.

Ternyata ada masalah waktu itu, ternyata waktu pendaftaranya form yang aku tulis tidak terkirim sama sekali pada web kolong pendaftaran tersebut.

Berarti singkat ceritanya tidak di terima dan jika aku mau mendaftar ulang aku pun harus menunggu sampai tahun pelajara selanjutnya dibuka kembali. Selama itu waktu yang aku gunakan tidak aku sia-siakan, aku lalu melamar kerja di lowongan tempat kerja yang ada, tentunya dengan harapan aku bisa mengumpulkan uang untuk aku kirimkan kerumah.

Ya mungkin tuhan memberikan waktu bekerja dulu, aku merasa disinilah hikmah yang aku dapatkan, aku memiliki waktu untuk bekerja mencari uang, dimana sementara itu aku bisa menunggu pendaftaran selanjutnya dibuka kembali.

Selama setengah tahun waktu pendaftaran di buka lagi, setengah tahun pula waktu yang bisa kugunakan ini semuah uang sebisa mungkin aku kirim untuk keluarga dirumah, sampai akhirnya waktu setengah tahun sudah berlalu.

Akupun mulai ingat ini sudah waktunya untukku mendaftar sekolah di sintesa kembali, akhirnya aku mendaftarkan diri dan kali ini benar-benar sangat yakin  form yang aku kirimkan pasti sudah terdaftar.

Dan sampai tanggal pengumuman tiba akupun akhirnya terdaftar di sintesa, masih disini akupun menjalani apa-apa apa yang akan terjadi dikemudian hari ini dan selanjutnya.

Sekian’’

Satu pemikiran pada “The Story Of My Life”

Tinggalkan komentar